MAKALAH
|
Seni
Sebagai Media Pendidikan dan Pendekatan Berbasis Ilmu dalam Pendidikan Seni
Rupa
Makalah ini disusun untuk memenuhi mata
kuliah Pendidikan Seni Rupa yang dibina oleh Bapak Muhammad Reyhan Florean,
M.Pd
Kelas 3A
Kelompok 8
Nama Kelompok :
1.
Sisca Lukitasari (14186206031)
2.
Ega Gemalawati (14186206033)
3.
Wita Puspita
Wahyuningsih (14186206034)
4.
Linda Nurtiyani (14186206035)
5.
Aris Khusnul Khotimah (14186206332)
|
STKIP PGRI TULUNGAGUNG
PRODI PGSD
NOVEMBER 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya maka kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Seni Sebagai Media Pendidikan
dan Pendekatan Berbasis Ilmu dalam Pendidikan Seni Rupa”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Seni Rupa.
Makalah ini
berisi tentang seni sebagai media pendidikan dan pendekatan berbasis ilmu dalam
pendidikan seni rupa dengan bahasa yang singkat, padat, dan mudah dimengerti.
Makalah ini kami lengkapi dengan pendahuluan sebagai pembuka yang menjelaskan
latar belakang dan tujuan pembuatan makalah. Pembahasan yang menjelaskan seni
sebagai media pendidikan dan pendekatan berbasis ilmu dalam pendidikan seni
rupa. Penutup yang berisi tentang kesimpulan yang menjelaskan isi dari makalah
kami. Makalah ini juga kami lengkapi dengan daftar pustaka yang menjelaskan
sumber dan referensi bahan dalam penyusunan.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini akan kami terima, Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik yang menyusun maupun yang membaca.
Tulungagung,
5 November 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul...........................................................................................................
i
Kata Pengantar..........................................................................................................
ii
Daftar Isi....................................................................................................................
iii
Bab I : Pendahuluan
A.
Latar Belakang Masalah....................................................................
1
B.
Rumusan Masalah..............................................................................
2
C.
Tujuan Penulisan Makalah.................................................................
2
Bab II : Pembahasan
A.
Pengertian Seni..................................................................................
3
B. Fungsi
Seni........................................................................................
4
C. Fungsi
Seni dalam Bidang Pendidikan..............................................
8
D. Pengertian
Pendekatan Berbasis Disiplin Ilmu dalam Pendidikan Seni Rupa 12
Bab III : Penutup
Kesimpulan.............................................................................................. 15
Daftar Pustaka........................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah
satu alat untuk mengangkat derajat manusia untuk menjadikan manusia dipandang
sebagai makhluk yang sempurna dengan akal dan kreativitasnya. Kreativitas itu
dapat disalurkan kedalam berbagai bidang atau disiplin ilmu, salah satunya adalah
seni. Seni yang sering ditemukan di sekolah- sekolah formal yang umum tidak
memiliki ruang yang cukup untuk bergerak, sehingga siswa pun tidak menganggap
itu sebagai salah satu pendidikan yang mengandung banyak nilai.
Berbagai dampak negatif
akan selalu timbul untuk mengancam anak-anak generasi bangsa melakukan hal-hal
di luar norma yang ada. Dalam hal ini, seni bisa difungsikan untuk “mengalihkan
perhatian” mereka terhadap hal-hal yang positif, dan di dalam prosesnya, sebuah
individu baru yang cerdas akan terbentuk. Sebagai contoh, anak umur lima sampai
sepuluh tahun akan lebih cenderung menghabiskan energinya untuk mencoba hal-hal
baru melalui bermain, sehingga ketika kita sebagai orang tua menggunakan energi
mereka untuk menyelam di dalam musik, bagaikan sebuah kertas kosong yang
ditulis dengan tinta permanen yang sulit untuk dihilangkan.
Seni sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia memang selalu berkembang
diberbagai aspek yang melingkupinya, baik aspek-aspek di dalam seni itu sendiri
maupun dalam pendidikan seni yang merupakan upaya sadar untuk mewariskan
nilai-nilai dari generasi ke generasi.
Sekolah sebagai pusat
transformasi nilai-nilai tentunya berperan besar dalam mengemban amanat
pendidikan yang merupakan upaya utama dalam membentuk generasi yang akan
datang, yang diharapkan akan menjadi generasi yang unggul dan membawa perubahan
positif di segala bidang, termasuk seni. Seni adalah sebuah disiplin ilmu yang
unik karena dapat menyentuh ranah kognitif, afektif sekaligus psikomotor dalam
diri peserta didik, dan hal ini tidak dapat kita temui dalam disiplin ilmu-ilmu
lain yang diajarkan.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apakah yang dimaksud
dengan seni ?
2.
Apa saja fungsi seni ?
3.
Apa saja fungsi seni dalam dunia pendidikan ?
4.
Apakah yang dimaksud
dengan pendekatan berbasis disiplin ilmu dalam pendidikan seni rupa ?
C. Tujuan
Penulisan Makalah
Tujuan
penulisan makalah ini adalah:
1.
Mendikripsikan
pendekatan berbasis disiplin ilmu dalam pendidikan seni rupa
2.
Mendeskripsikan seni
sebagai media pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian seni
Dari beberapa sumber
yang ada, terdapat beberapa definisi mengenai arti kata dari seni. Dalam bahasa
Sansekerta kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat cilpa berarti bewarna
dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah
atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda ia berarti pewarnaan yang
kemudian berkembang menjadi segala macam kekriaan yang artistik. Cilpacastra
yang banyak disebut-sebut dalam pelajaran sejaran kesenian adalah buku atau
pedoman bagi para cilpin yaitu tukang. Termasuk di dalamnya apa yang sekarang
disebut seniman.
Sedangkan dalam bahasa
latin pada abad pertengahan ada terdapat istilah-istilah ars, artes, dan
artisa. Ars adalah teknik atau craftmanship yaitu ketangkasan dan kemahiran
dalam mengerjakan sesuatu. Adapun artes berarti kelompok orang-orang yang
memiliki ketangkasan atau kemahiran. Sedangkan artisa merupakan anggota yang
ada di dalam kelompok orang-orang yang meliki kemahiran atau ketangkasan. Maka
kiranya artisa dapat dipersamakan dengan cilpa. Ars inilah yang kemudian
berkembang menjadi I’arte (italia), I’art (perancis), E’larte (spanyol) dan Art
(inggris). Bersamaan dengan itu isinya pun berkembang sedikit demi sedikit ke
arah pengertiannya yang sekarang. Tetapi di Eropa ada juga istilah-istilah yang
lain. Orang Jerman menyebut seni dengan “Die Kunts” dan orang belanda dengan
sebutan “Kunts” yang berasal dari akar kata lain.
Dari berbagai
pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa seni merupakan suatu adalah
proses penggambaran ekspresi dari manusia sehingga bisa dilihat dalam intisari
ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga
sulit dinilai, bahwa masing-masing individu memilih sendiri peraturan dan
parameter yang menuntunnya , masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan
produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium
itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan
ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan,
sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu.
Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu,
dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu
lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar
merah yang bermaksud cinta).
B.
Fungsi Seni
Sejalan dengan perkembangan jaman dan peradaban
manusia, maka berkembanglah pula seni dalam kehidupan. Seni menduduki
fungsi-fungsi tertentu dalam kehidupan terutama dalam fungsi pemenuhan
kebutuhan. Secara umum seni memiliki dua fungsi, yaitu fungsi individu dan
fungsi sosial.
Fungsi Individu
Fungsi individu
merupakan suatu fungsi seni yang bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan pribadi
individu itu sendiri. Terdapat dua macam fungsi seni untuk individu, yaitu
antara lain :
a.
Fungsi pemenuhan
kebutuhan fisik
Pada
hakekatnya manusia adalah mahluk homofaber yang mempunyai kecakapan untuk
apresiasi pada keindahan dan pemakaian benda-benda. Seni terapan memang mengacu
pada pemuasan kebutuhan fisik sehingga segi kenyamanan menjadi hal penting.
b.
Fungsi pemenuhan kebutuhan
emosional
Seorang
memiliki sifat yang berbeda-beda dengan manusia lain. Pengalaman hidup seorang
sangatlah mempengaruhi sisi emosional atau perasaannya. Sebagai contoh perasaan
sedih, lelah letih, gembira, iba, kasihan, benci, cinta dll. Manusia dapat
merasakan semua itu dikarenakan di dalam dirinya terkandung dorongan emosional
yang merupakan situasi kejiwaan pada setiap manusia normal. Untuk
memenuhi kebutuhan emosional manusia memerlukan dorongan dari luar dirinya yang
bersifat menyenangkan, memuaskan kebutuhan batinnya. Sebagai contoh karena
kegiatan dan rutinitas sehari-hari maka manusia mengalami kelelahan sehingga
memerlukan rekreasi, misalnya menonton hiburan teater, menonton film di
bioskop, menonton sendra tari, ataupun menonton pameran seni rupa.
Seseorang
yang memiliki pengalaman estetikanya lebih banyak maka ia akan memiliki
kepuasan yang lebih banyak maka ia memiliki kepuasan yang lebih banyak pula.
Sedangkan seniman adalah seorang yang mampu mengapresiasikan pengalaman dan
perasaannya dalam sebuah karya seni yang diciptakannya. Hal itu juga diyakini
olehnya sebagai sarana memuaskan kebutuhan emosional dirinya.
Fungsi sosial
Fungsi sosial merupakan
suatu fungsi seni yang bermanfaat sebagai pemenuhan kebutuhan sosial suatu
individu. Terdapat beberapa macam fungsi seni sebagai fungsi sosial, yaitu
sebagai berikut :
a.
Fungsi Rekreasi
Kejenuhan seseorang karena aktifitasnya
sehari-hari membuat seseorang membutuhkan penyegaran diri, misalnya diwaktu
hari libur mangunjungi tempat-tempat rekreasi obyek wisata (rekreasi alam).
Seni juga dapat dijadikan sebagai benda rekreasi misalnya seni pertunjukan
sendra tari, pagelaran musik, pertunjukan teater dll. Seni sebagai rekreasi
merupakan seni yang mampu menciptakan suatu kondisi tertentu yang bersifat
penyegaran dan pembaharuan kondisi yang telah ada. Di era globalisasi ini kehadiran
seni mendapatkan perhatian yang sangat serius dari banyak pihak (terkait dengan
kebutuhan dan nilai ekonomi atau bisnis)
b.
Fungsi Komunikasi
Pada hakekatnya setiap orang
berkomunikasi dengan manusia lain menggunakan bahasa karena merupakan sarana
yang paling efektif, mudah, dan cepat untuk dimengerti. Namun begitu bahasa
memiliki keterbatasan karena tidaklah mungkin semua orang menghafal semua
bahasa yang ada. Oleh karena itulah dibutuhkan bahasa universal yaitu bahasa
yang dapat dimengerti oleh semua orang. Seni diyakini dapat dipergunakan demi
kepentingan tersebut. Misalnya Paranggi dapat berkomunikasi dengan orang di
seluruh pelosok penjuru dunia melalui pertunjukan sendra tari, affandi melalui
lukisannya, Shakespeare dapat berkomukasi melalui puisi-puisi nya dll.
Tampaknya seni menjadi sangat efektif membantu orang untuk berkomunikasi karena
seni dapat menembus batasan-batasn bahasa verbal maupun perbedaan lahiriah
setiap orang. Hanya melalui seni manusia dapat berkomunikasi dengan dunia luar
serta melalui seni kita dapat mengenal budaya bangsa lain.
c.
Fungsi Rohani
Kepercayaan religi tersebut terdapat
dalam karya-karya moko, neraca, dolmen, menhir, candi pura, bangunan masjid,
gereja, ukiran, relief, dsb. Manakah yang muncul pertama kali, kepercayaan
religi atau seni terlebih dahulu? Dan hal tersebut tidak dapat dijawab secara
pasti. Karl Barth berpendapat bahwa sumber keindahan adalah Tuhan. Agama sering
dijadikan juga sebagai salah satu sumber inspirasi seni yang berfungsi untuk
kepentingan keagamaan. Pengalaman-pengalaman religi tersebut tergambarkan dalam
bentuk nilai estetika. Banyak media yang mereka pergunakan. Ada yang memakai
suara, gerak, visual, dsb. Sebagai contoh yaitu kaligrafi arab, makam, relief,
candi, gereja dll.
d.
Fungsi Pendidikan
Pendidikan dalam arti luas diartikan
sebagai suatu kondisi tertentu yang memungkinkan terjadinya transformasi dan
kegiatan sehingga mengakibatkan seseorang mengalami suatu kondisi tertentu yang
lebih maju. Dlam sebuah pertunjukan seni, orang sering mendapatkan pendidikan
secara tidak langsung karena di dalam setiap karya seni pasti ada pesan atau
makna yang disampaikan. Disadari atau tidak, rangsangan-rangsangan yang
ditimbulkan oleh seni merupakan alat pendidikan bagi seseorang. Seni bermanfaat
untuk membimbing dan mendidik mental dan tingkah laku seseorang supaya berubah
kepada kondisi yang lebih baik dan maju dari sebelumnya. Disinilah seni harus
disadari mnumbuhkan nilai estetika dan etika kepada peserta didik.
e.
Fungsi Artistik
Dalam hal ini seni lebih berfungsi
sebagai media ekspresi seniman dalam menyajikan karyanya tidak untuk hal yang
komersil, seperti musik kontemporer, tari kontemporer, dan seni rupa
kontenporer (seni hanya pertunjukan yang tidak bisa dinikmati pendengar atau
pengunjung hanya bisa dinikmati oleh para seniman dan komunitasnya
f.
Fungsi Guna
Karya seni yang dibuat tanpa
memperhitungkan kegunaannya kecuali sebagai media ekspresi (karya seni murni)
atau pun dalam proses penciptaan mempertimbangkan aspek kegunaannya seperti
perlengkapan atau peralatan rumah tangga yang berasal dari gerabah ataupun
rotan
g.
Fungsi
kesehatan
Seni sebagai fungsi
kesehatan seperti pengobatan penderita gangguan physic ataupun medis
distimulasi melalui terapi musik (disesuaikan dengan latar belakang pasien).
Terbukti musik telah mampu digunakan untuk menyembuhkan penyandang autisme,
gangguan psikologis, trauma pada suatu kejadian, dsb. Pada tahun 1999 Siegel menyatakan
bahwa musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang menenangkan dapat
merangsang sistem limbic jaringan neuron otak dan gamelan menurut Gregorian
dapat mempertajam pikiran.
C.
Fungsi Seni dalam Dunia
Pendidikan
Tentunya dalam dunia pendidikan terutama
ke untuk Sekolah dasar, seni mempunyai peran yang penting untuk menunjang
perkembangannya. Banyak hal yang dapat diperoleh oleh siswa dengan belajar
seni, yaitu sebagai berikut :
1.
Memberikan fasilitas
yang sebesar-besarnya kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya (ekspresi
bebas).
2.
Melatih imajinasi anak,
ini merupakan konsekuensi logis dalam kegiatan ekspresi supaya dalam berekpresi
seorang anak mempunyai bayangan terlebih dahulu yaitu dengan latihan imajinasi
yang dapat berangkat dari pengamatan maupun hasil rekapitulasi kejadian yang
telah direkam oleh otak.
3.
Memberikan pengalaman
estetik dan mampu memberi umpan balik penilaian (kritik dan saran) terhadap
suatu karya seni sesuai dengan mediumnya.
4.
Pembinaan sensitivitas
serta rasa pada umumnya, hasil yang diharapkan adalah terbinanya visi artistik
dan fiksi imajinatif.
5.
Mampu memberikan
pembinaan ketermpilan yaitu dengan membina kemampuan praktek berkarya seni
kerajinan. Hal ini berguna untuk mempersiapkan kemampuan terampil dan praktis
sebagai bekal hidup di kemudian hari.
6.
Mengembangkan kemampuan
intelektual, imajinatif, ekspresi, kepekaan kreatif, keterampilan, dan
mengapresiasi terhadap hasil karya seni dan keterampilan dari berbagai wilayah
Nusantara dan mancanegara.
7.
Siswa memiliki
pengetahuan, pengalaman dan kemauan keras berkarya dan berolah seni, serta
kepekaan artistik sebagai dasar berekspresi pada budaya bangsa. Tujuan tersebut
pada dasarnya adalah menyiapkan anak untuk berpengetahuan, bercakapan dan
berkemampuan dalam tingkat dasar agar kelak mampu melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
8.
Menumbuhkembangkan
sikap profesional, kooperatif, toleransi, dan kepemimpinan.
9.
Seni sebagai alat
pendidikan dalam pendidikan seni bukan semata-mat bertujuan untuk mendidik anak
menkjadi seniman melainkan membina anak-anak untuk menjadi kreatif. Seni
merupakan aktifitas permainan, dan melalui permainan kita dapat mendidik anak
dan membina kreatifitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan.
Selain itu, seni juga mempunyai peran
penting terutama dalam konstelasi kurikulum pendidikan, antara lain yaitu :
1.
Seni sebagai bahasa
visual
Anak usia SD dalam kehidupannya sangat
dekat dengan berkarya seni dan hanpir bisa dikatakn bahwa perilaku anak dekat
dengan kegiatan kesenian atau dapat dikatakan “tiada hari tanpa seni”. Kegiatan
berseni merupakan kebutuhan anak dalam mengutarakan pendapat, berkhayal atau
berimajinasi, bermain, belajar memahami bentuk yang ada di sekitar anak, dan
merasakan perasaan (gembira, sedih, dll)
Dalam konteks seni berperan mengemukakan
pendapat tmpak ketika anak menyanyi atau menari ataupun menggarka bertema
maupun tanpa tema. Karya seni mereka berikan tema sesuai dengan keinginan pada
saat itu, sebagai contoh ketika anak membayangkan nikmatnya berada dalam
ban-ban ibu, dan ibu menimangnya sambil menyanyikan lagu akan kembali muncul
dalam bentuk gambar seorang perempuan dan kain. Ungkapan itu juga dapat berupa
celotehan suara menyanyi dan menirukan orang sedang menimang boneka. Namun dapat
pula berupa gambar bentuk yang di mulai dari menggambar pesawat terbang yang
indah dengan bentuknya yang khas anak kemudian selang beberapa menit gambar
tersebut dicoret sampai menutup permukaan. Disinilah ungkapan kesal pesawat
musuh menembak pesawat idealnya.
2.
Seni membantu
pertumbuhan mental
Ternyata contoh di atas merupakan
perkembangan simbol rupa yang terjadi pada saat anak ingin menyatakan bentuk
yang difikirkan, dirasa, atau dibayangkan. Bentuk-bentuk tersebut hadir
bersamaan dengan perkembangan usia mental anak. Pada suatu ketikapertumbuhan
badan seorang anak lebih cepat daripada perkembangan pikirannya. Ketidak
sejajaran perkembangan anak tersebut menyebabkan puls perkembangan gambar anak
dengan gambar lain yang normal, oleh karena itu terjadi variasi gambar anak.
Hal ini seiring dengan perkembangan nalar pada diri anak. Bagi anak yang
mempunyai perkembangan berbeda, dimana fungsi nalar sudah berkembang lebih
cepat dari pada ekspresinya maka peristiwa tersebut berpengaruh juga dalam
gambar.
Beberapa figur akan diungkapkan berbeda
dengan anak yang lainnya, anak di suatu tempat tidak akan sama dengan yang
lain. Namun, pada dasarnya pada usia SD yang lain. Perkembangan emosi nya
ditandai oleh perkembangan keseniannya. Kondisi ini akan berubah jika
perkembangan penalaran anak juga berubah. Sekitar tujuh sampai dengan delapan
tahun (antara kelas I dan II) merupakan usia perkembangan penalaran anak, maka
pikiran dan perasaan anak pun mulai berkembang memisah. Hasilnya terdapat anak
yang penalarannya dan perasaannya kuat. Biasanya tipe anak yang kuat
penalarannya cenderung menggambar dengan nuansa garis lebih dominan. Maka figur
atau obyek lukisan ditampilkan lebih realistik. Sedangkan anak bertipe perasaan
(emosional) ditunjukkan dalam gambar berupa blok-blok warna kuat dimana
terdapat satu figur yang diberi warna lebih menyolok dari pada yang lain.
Dalam pandangan psikologi humanistik
perkembangan anak tidak saja dipengaruhi oleh faktor lingkungan (teori
behavioral) seperti teman-teman disekelilingnya, guru kelas, atau pun orang tua
saja, melainkan juga berasal dari faktor insting sebagai internal faktor (teori
psikoanalisis). Biasanya kedua faktor tersebut berjalan saling mempengaruhi
sacara seimbang. Misalnya fisik, intelektual, emosional, dan interpersonal,
serta interaksi antara semua faktor yang mempengaruhi belajar dan motivasi
belajar. Psikoanalisis sendiri menyatakan bahwa dalam jiwa manusia berkembang
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Barangkali perkembangan ketiga ranah
kejiwaan pun juga mempengaruhi perkembangan mental dan selanjutnya berpengaruh
terhadap cara cipta seni rupa. Psikologi humanistik sendiri merupakan cabang
psikologi yang memfokuskan pandangannya tentang teori persepsi, respon terhadap
kebutuhan internal individu dan dorongan aktualisasi diri atau menjadi apapun
yang diinginkan (Maslow, dalam Eggen & Kauchak, 1997)
Selanjutnya perkembangan intelektual,
emosional, maupun persepsi dapat dikategorikan sebagai perkembangan mental.
Dalam skema pertumbuhan anak, teruarai bahwa bisa terjadi urutan perkembangan
usia yang tidak seimbang. Usia kronologis (yaitu usia berdasarkan urutan yang
dihitung sejak lahir) anak berusia 6 tahun berkembang terus sesuai dengan
tahun. Usia kronologis ini kebetulan mempunyai perkembangan sejajar dan seiring
dengan usia mental. Namun pada usia pertumbuhan, badan anak kurang normal
dibanding dengan kedua usia di atas. Mungkin kerdil, atau bahkan lebih cepat
matang kedewasaannya.
Perkembangan anak ini sedikit banyak
mempengaruhi pola berkarya seni. Ketika usia pertumbuhan badan normal belum
tentu akan diikuti oleh perkembangan usia mental. Mungkin hambatan psikologis
keluarga dengan berbagai aturan pergaulan dalm keluarga terlampau ketat maka
perkembangan mental akan berbeda dengan anak yang hidup dalam keluarga sesuai
dengan adat dan pergaulan dengan masyarakat lain. Jika selanjutnya dikaitkan
dengan kebutuhan penciptaaan karya seni, maka respon seseorang dipengaruhi oleh
faktor internal maupun eksternal. Secara harfiah, anak ingin memvisualisasikan
dirinya dalam konteks tanggapan terhadap lingkungan atau obyek.
3.
Seni membantu belajar
bidang lain
Dalam mendidik dan membimbing seorang
anak diperlukan pengembangan kecerdasan yang berupa linguistik (bahasa),
matematika, visual (spasial), kinestetik (perasaan), musikal,
interpersonal maupun intuisi. Kecerdasan ini akan dimuculkan oleh setiap mata
pelajaran, namun demikian mempunyai karakteristik tugas misalnya linguistik
mengembangkan keberanian tampil mengemukakan pendapat. Jiuka seorang anak tidak
berani tampil maka pengetahuannya pun relatif tidak berkembang, maka kesemuanya
harus dilatihkan agar berjalan beriringan.
D.
Pengertian
Pendekatan Berbasis Disiplin Ilmu dalam Pendidikan Seni Rupa
Pendekatan seni rupa berbasis disiplin
ilmu (dicipline based art education,
disingkat DBAE) berintikan pemikiran bahwa seni telah hadir dalam kehidupan
bukan hanya sebagai kegiatan penciptaan , tetapi juga sebagai cabang pengetahuan yang menjadi bahan kajian filosofis maupun ilmiah dan berhak
dipelajari di lembaga pendidikan. Seni adalah disiplin ilmu yang khas dengan
karakter yang dimilikinya, mendapat dukungan kelompok ilmuwan, dikembangkan
melalui penelitian.
Pendukung Pendidikan Seni Rupa Berbasis
Disiplin berpendapat bahwa Pendidikan Seni Rupa yang memberikan kesempatan
kepada anak untuk mengekspresikan emosinya adalah penting, tetapi jangan sampai
mengabaikan kegiatan mempelajari aspek pengetahuan keilmuannya. Cakupan
pendidikan seni rupa diperluas. Eisner (1987/1988) menegaskan bahwa Pendidikan
Seni Rupa Berbasis Disiplin bertujuan untuk menawarkan program pembelajaran
yang sistematik dan berkelanjutan dalam empat bidang seni rupa yang lazim dalam
kenyataan yaitu bidang penciptaan, penikmatan, pemahaman, dan penilaian.
Keempat bidang tadi disampaikan dalam kegiatan belajar; produksi seni rupa,
kritik seni rupa, sejarah seni dan estetika. Anak hendaknya tidak hanya diberi
kesempatan untuk berekspresi/ menciptakan karya seni rupa tetapi perlu juga
mempelajari bagaimana caranya menikmati suatu karya seni rupa serta memahami
konteks dari sebuah karya seni rupa dari berbagai masa. Pelaksanaannya tidak
harus terpisah tetapi dapat dipadukan.
Pendidikan Seni Rupa Berbasis Disiplin
merupakan suatu pendekatan dan merupakan suatu metode yang spesifik, maka wujud
penampilannya dapat yang bervariasi. Yang jelas, sasarannya adalah adanya
peningkatan kemampuan anak dalam berbagai bidang kegiatan tersebut.
Ciri DBAE sebagai
berikut:
1.
Seni rupa sebagai
subyek dalam pendidikan umum dengan kurikulum yang tertulis serta disusun
secara sistematis mencakup kegiatan ekspresi/kreasi, teori dan kritik/apresiasi
seni rupa untuk membangun pengetahuan, pemahaman dan keterampilan.
2.
Kemampuan anak
dikembangkan untuk menghasilkan karya, menganalisis, menafsirkan, dan menilai
kualitas karya, mengetahui dan memahami peran seni rupa dalam masyarakat serta
memahami keunikan karya seni rupa dan bagaimana orang memberikan penilaian dan
menguraikan alasan penilaian.
3.
Seni rupa
diimplementasikan dengan dukungan masyarakat, staf pengembang, nara sumber dan
program penilaian (Dobbs, 1992).
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari beberapa sumber yang ada, terdapat beberapa
definisi mengenai arti kata dari seni. Dalam bahasa Sansekerta kata seni
disebut cilpa. Sebagai kata sifat cilpa berarti bewarna dan kata jadiannya
su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan
indah. Sebagai kata benda ia berarti pewarnaan yang kemudian berkembang menjadi
segala macam kekriaan yang artistik. Cilpacastra yang banyak disebut-sebut
dalam pelajaran sejaran kesenian adalah buku atau pedoman bagi para cilpin yaitu
tukang. Termasuk di dalamnya apa yang sekarang disebut seniman.
Sejalan
dengan perkembangan jaman dan peradaban manusia, maka berkembanglah pula seni
dalam kehidupan. Seni menduduki fungsi-fungsi tertentu dalam kehidupan terutama
dalam fungsi pemenuhan kebutuhan. Secara umum seni memiliki dua fungsi, yaitu
fungsi individu dan fungsi sosial.
Tentunya dalam dunia pendidikan
terutama ke untuk Sekolah dasar, seni mempunyai peran yang penting untuk
menunjang perkembangannya. Banyak hal yang dapat diperoleh oleh siswa dengan
belajar seni.
Pendekatan seni rupa berbasis
disiplin ilmu (dicipline based art
education, disingkat DBAE) berintikan pemikiran bahwa seni telah hadir
dalam kehidupan bukan hanya sebagai kegiatan penciptaan , tetapi juga sebagai
cabang pengetahuan yang menjadi bahan
kajian filosofis maupun ilmiah dan
berhak dipelajari di lembaga pendidikan. Seni adalah disiplin ilmu yang khas
dengan karakter yang dimilikinya, mendapat dukungan kelompok ilmuwan,
dikembangkan melalui penelitian.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar